Friday, March 30, 2007

On Writing!!!!

Wew, just read the announcement in my campus about the book launching and discussion. Well, so late, for the event was held last week, and I'm so not interested in the topic. Politics and Army! Wew, I hate Army that much, and I'm already fed up with politics, so I always skip that poster.

But, today, when I walk and sneak a peek on the poster, I saw one familiar name there, Femi Adi Soempeno. For one second, my heart feels like stop beating. I continue exploring the poster, and saw another familiar name, A.A. Kunto A. Both acted as the writers! And in an instant, my heart screamed, "What the $^#^#*!!!!!!!"

I know both of them, all are my colleagues (or seniors) in Bernas. They (and I, surely) really love writing, and both of them are working as writers, journalists. And now, they have achieved this much. On a second thought, I re-explore the poster, and see whether it was Sanggar Talenta's (Foolish thought! It had been dismissed several years ago!), but it wasn't! They wrote by themselves, and published under Galang Press.

Looking at their achievements, I can't help but wondering. How far have I achieved? Compared to them, I'm just nothin'! How I really missed writing, but my time is elsewhere. How I really long for the ecstacy and pleasure of the flowing idea, breaking through conventional rule, and just let my fingers dance on the keyboard. Miss my lunch, dinner, and breakfast, until I finished the composition.

I want to feel the joy of finishing Cyborg Romance, the satisfaction of finishing Interogator, and the orgasm of finishing Srikandi. The calmness and relieving when finishing Bhisma. I long for the unification between me and Josh in Cyborg Roman, missing my identification with Ali in Interogator, and speaking my mind through Srikandi........

God, I wish I had all the time in the world! To finish all my unfinished writing! How the hell am I supposed to finish Lentera Senja (the one with Gilang, Layung, Surya, etc!), how am I supposed to finish my perfection of Interogator?????

GOD!!!!! I long for writing!!!!!!!

Siddha!

Iseng-iseng aku buka Wikipedia. Ga ada kerjaan, aku search aja arti Siddha, (walopun dari dulu dah dikasih tau artinya ma bapak-ibu). N, begitu buka resultnya.......

A Siddha in Sanskrit means "One who is accomplished" and refers to perfected masters who have transcended the Ahamkara (Ego or I-maker), have subdued their minds to be subservient to their Awareness, and have transformed their bodies composed mainly of dense Rajo-tama Gunas into a different kind of bodies dominated by Satva. This is usually accomplished only by persistent meditation over many lifetimes.

A Siddha has also been defined to refer to one who has attained a Siddhi. The Siddhis as paranormal abilities are considered emergent abilities of an individual that is on the path to Siddhahood, and do not define a Siddha, who is established in the Pranav - the Aum, which is the spiritual substrate of creation. The Siddhi in its pure form means "the attainment of flawless identity with Reality (Brahman); perfection of Spirit."

Wao wao woa!!!! Apa itu??? What the........ Sial! Jauh banget! Person who has achieved oerfection? Edan! Jangankan jadi perfect being, kehidupan dan diriku aja super amburadul, masih ga jelas juntrungannya!

Mau nggak mau, aku teringat lagi akan kehidupanku, akan begitu banyak jalan yang kusesali! Akan keadaan diriku sekarang yang jauh dari sempurna! Akan kepribadianku yang sama sekali tidak bisa kutaklukan! Hahahaha, ironis banget! Jauh...............................

What the Heck!?!?!?!?!?!

Akhir-akhir ini, hari-hariku terlalu banyak hilang untuk permenungan demi permenungan yang secara spontan selalu muncul setiap kali aku merebahkan badanku di atas kasurku dan menatap ke arah langit-langit kamarku. Nggak tahu, waktuku sebenarnya harus kumanfaatkan untuk mengerjakan yang lain, tapi kegiatan ini senantiasa menyita semua perhatianku.

Pada waktu itu, seolah semua peristiwa yang telah kualami di dalam hidupku melintas begitu saja di depan mata, bagaikan sedang menonton kembali film lama yang diputar tanpa suara, bagaikan orang yang berada di ambang kematian.

Ada sebuah lintasan kesadaran yang tersirat setiap kali kejadian itu berlangsung. Sang lintasan itu membimbingku untuk kembali menjelajahi momen-monmen itu dan membandingkannya dengan kehidupanku sekarang. Sungguh, sangat berbeda! Sebuah keputusan yang kubuat di masa lalu, ternyata mau tidak mau akan mempengaruhi jalan yang kubuat di masa ini. Dan dengan bodohnya, aku memang tidak pernah memikirkan pilihan yang senantiasa kubuat. Aku hanya menyerahkannya kepada aliran waktu dan kesadaran yang ada. Begitulah aku selama ini terbuai dalam aliran lembut sang sungai waktu, membawaku entah kemana, hanya dituntun oleh instingku setiap kali harus mengambil sebuah keputusan.

Cukup banyak perubahan yang kualami ternyata. DAn selama ini aku adalah orang yang paling kekeuh untuk berkata bahwa aku tidak banyak berubah, tapi dunialah yang berubah. Nyatanya, semua itu salah! Dunia berubah, akupun berubah, tapi ke arah lain yang berlawanan dengan perkembangan dunia ini!

Signifikan, refleksi yang kudapat itu. Dalam beberapa hal, aku menyadari, bahwa apapun yang kupilih itu tidak bisa dirubah lagi. Mengutip kata-kata mas Ichwan (kakak kelas waktu SMP), "Nasi memang sudah menjadi bubur, tetapi apakah itu tidak lagi berharga? Tambahilah dengan abon, daging ayam, telur, maka jadilah sebuah bubur yang tidak kalah enak dengan nasi!"

PSetiap pilihan yang kita buat di dalam hidup mungkin memang bukan yang terbaik, tapi mau tidak mau kita harus tetap menjalaninya dengan menempuh segala resiko yang mungkin terjadi. Hanya dalam saat seperti itu, maka kemampuan adaptabilitas manusia akan dapat terbukti! Mungkin menjalani seperti itu sangat berat, tapi tidaklah mustahil. Justru di dalam derita, manusia akan membaja. (D'oh! Kok jadi kaya Bu Lani gini?????)

Di sisi lain, dari refleksi-refleksi tersebut, aku menyadari adanya eksistensi dari pengaruh psikologis. Mungkin memang subyektif, tapi setidaknya aku mampu mendiagnosa diriku sendiri dari efek-efek dan trauma psikologis yang terjadi. Tentang penyebab kenapa diriku sendiri berubah menjadi seorang pangeran kodok, sementara dulu aku memiliki citra sebagai seorang Prince Charming... (Ini bukan bullshit, tanya aja semua orang!)

Bagaimana aku pernah mengambil keputusan yang sangat keliru dan sangat kusesali untuk menjalin sebuah hubungan persahabatan ketika aku masih SMP! Bagaimana kejadian itu terus menerus menghantuiku, dan penyesalan akan kejadian tersebut masih tetap mengakar di dalam hatiku, walaupun aku sudah meminta maaf dan dimaafkan oleh Opa. Kejadian itu seolah menjadi initiation path untukku, yang mewarnai suasana batinku, yang bahkan membuatku berpikir bahwa aku sama sekali tidak layak menghadiri pemakaman opaku. Bahkan ketika kami harus melarung abunya, aku merasa tidak layak untuk membawa abunya ke pesisir. Ironisnya,dalam perjalanan pulang ke rumah, adikku sendiri yang dulu membelaku malah membuka masalah itu di depan keluargaku. Inilah yang membuatku mulai merasa bahwa aku sama sekali tidak berharga! Ouch, I wish I could turn back the time!

Tentang bullying dan hinaan yang dilontarkan teman-temanku kepadaku, bahwa aku bukanlah seorang lelaki sejati hanya karena aku tidak bisa bermain sepakbola dan tidak menyukai musik rock...... Mungkin aku memang sudah lepas dari hinaan itu ketika aku berpisah dengan mereka, akan tetapi aku sama sekali
tidak bisa lepas secara psikis darinya. Hinaan itu membentuk sebuah konsep di dalam diriku, mengenai bagaimana aku harus membentuk diriku sendiri.... Dan sepertinya, ini berlanjut pada tragedi yang lebih besar lagi. SHIT!!!!

Masih banyak lagi, dan semakin banyak keanehan di dalam diriku yang entah mengapa semakin jelas lagi juntrungannya! Gosh....... Aku semakin bingung dengan diriku sendiri!!!!!!!

Being a Man............

Being a man.... I think that is sentence served as the life principles of almost every man in the world. And, as a man, it also applies to me. And in the end, that principle is the one forming me the way I am, now!

This reflection is made when one of my friend, Dee, saw my boyhood picture, and give comment, "You were sweeter when you were a boy. When I see this pic, I instantly imagine a handsome young man with six pack belly! Unfortunately, you don't know how to take care of yourself!"
Not really surprised, for I have heard this kind of comment since long ago. But I don't know why, after that I started to recall my past, when I was a boy, handsome, cuter than now, with recent style (yeah, even hairstyle. I still remember when all the children and my friends started to imitate my hairstyle, bross and mandarin.....).
And now? I ended up like this. Being a man of mess.......

This point brings back another memory, when my friends in junior high called me sissy, because I can't even play football or having any interest in both football and rock music. Well, bullying sure have its own effect, destructive effect.
From that moment, I only wish to be considered as a man by them. And thus, the sentence, Being a man rooted deep down in my mind. I started to form an ideal man is the one with all their mess, far from style, lad, not using any beauty product, rough, frank, rude, and all those stuffs.
It was the beginning of my transformation, where I swore not to touch any beauty cosmetics, such as facial foam, facial scrub, anti acne, lotion, hand body, and even perfume!!!!! For me, it was not a man's thing!!!!! No way man, I wanna be a man, not a sissy.

But then, the world paradigm shifted. People started to recognize a metrosexual lifestyle, and thus it became widespread culture! Men started to take care of their own body! Body care products for men are everywhere. And yet, I still in my own paradigm, hence I was quite different from others.

And this started all my torture...........................

You're Fired

Have you ever watched The Apprentice? If so, then those words might ring a bell. Yup, those are words that Donald Trump says in the end of every show. And if we see, he looked so relax in saying so. But believe me, it's not as easy as it seems. I experienced one event where I have to "fire" one of my manager in SPD Class. Believe me, I feel very uneasy to do it!!!!! Suck! This is life!

You know what, having great responsibilty is not as easy as you think! The burden..... Gosh!! What are those people thinking when they appointed me as the president of SPD class! Like I don't have enough problems??????????