Thursday, May 24, 2007

Dekonstruksi Tuhan

Dekonstruksi ada dimana-mana, dan hampir semua aspek kehidupan telah didekonstruksi. Pertanyaannya, beranikah kita mendekonstruksi Tuhan?

Monday, May 21, 2007

Lemah

Aku tergolek lemah di atas tempat tidurku, tak mampu untuk menggerakkan ujung jariku sekalipun. Beban yang sedemikian berat menimpa atas dadaku telah menghambat aliran udara yang berputar di dalam paru-paruku, terbelenggu sedemikian rupa oleh hasrat, nafsu, dan perasaanku sendiri.
Rasa itu muncul dengan begitu saja, dan ia telah datang dengan perlahan, mencoba untuk terus memasuki hidup dan hatiku. Aku menolak membiarkannya masuk lebih lanjut lagi, karena aku sendiri mengetahui batas-batas dari kemampuan jiwaku. Sekali aku memasukinya, there is no way out! Aku tahu itu, tapi sebelah kakiku telah terperosok jatuh. Ia telah melelehkan topeng es yang selama ini kukenakan dihadapannya, walaupun hanya untuk beberapa saat. Beberapa saat? Pentingkah itu? Karena ia telah berhasil melihat wajahku yang sebenarnya. Ia tidak lagi melihat orang lain, tetapi apa yang ada di balik topeng beku itu. Selama sesaat, I let my guard down.
Sungguh, aku takluk justru karena kebesaranku sendiri, kejantanan yang selama ini kubanggakan. Ia menyentuh bagian dari egoku, kesadaran yang senantiasa tertanam dan berakar jauh di lubuk hatiku untuk melindungi yang lemah. EGO! Ego untuk selalu memberi perlindungan dan kehangatan kepada insan bergeliman kesusahan, yang timbul karena kesadaran dan memoriku sendiri atas apa yang tidak pernah kuperoleh. Aku tidak bisa memperolehnya, maka aku pun memutuskan untuk membagikannya, sehingga tidak ada orang lain yang bernasib sepertiku. Siapa sangka, pikiran sebajik itu bisa dimanfaatkan dan justru menjadi kelemahanku.
Ia mengetuk tepat di situ............. Dan deritanya tidak lagi bisa tertahan. Hanya dalam sekejap, ia membangkitkan kembali pertempuran abadi yang selama ini kukubur jauh di dalam relung hatiku. Sekarang, peperangan besar itu kembali berkobar di dalam hati dan jiwaku. Dengan kelemahannya, ia menyulut kembali kekacauan batinku.
Hhhhh.......... Satu harapanku untuk mengatasi ini. Ada satu kemampuanku yang sudah terasah cukup lama, dan kini menjadi harapanku untuk membunuh sang jenderal. Represi..............
Sulitkah? Ya, tapi tidak mustahil. Pertempuran baru saja dimulai.........

Wednesday, May 09, 2007

Cengkeraman.......

Baru saja aku menyaksikan satu pasang insan manusia berlainan jenis yang bergenggaman dengan erat di dalam sebuah bilik sempit sebuah warung internet. Sang wanita tampak seolah mencengkeram bahu pasangannya, bagaikan tidak ingin terpisah, sementara sang pria tetap saja memfokuskan matanya ke arah monitor komputer, sembari sesekali mengomentari sesuatu. Mereka duduk persis di bilik depan bilikku.

Menyaksikan itu, aku sedikit miris, dengan kesendirianku selama ini. Tapi, hal lain adalah kegelian yang timbul ketika menyaksikan cengekeraman erat sang wanita. Jauh dalam hatiku, timbul kembali kenangan-kenangan akan saat-saat dimana aku mencintai seseorang, dan tidak ingin melepasnya. Akan tetapi, pada akhirnya, aku tetap harus berpisah demi kebaikan kami semua.

Tidakkah wanita itu tahu, bahwa tidak seharusnya ia menjaga dengan begitu eratnya agar si lelaki tidak pergi? Apabila si lelaki hanya bertahan karena cengkeraman wanita itu, maka tidak pernah ada sebirat ketulusan di dalam hatinya. Mungkin terlalu naif bagiku untuk mengomentari masalah ini, dengan semua ketidak berpengalamanku...... Tapi, cinta memang akan menyatukan. Dan untuk menghargai kebersamaan, kita harus selalu menyadari bahwa setiap perjumpaan pasti akan diakhiri dengan sebuah perpisahan. Lalu, tidak bisakah kita menghindari perpisahan tersebut? Tidak..... Cepat atau lambat kita pasti akan berpisah, jadi, mengapa harus mencengkeramnya dan menghindarkannya dari kebebasan dan kefleksibelan? Tanpa cengkeraman, toh cinta tetap akan menyatukannya. Ketika memang harus berpisah, relakan saja..

Mungkin terdengar sedikit basi, tapi aku tetap percaya bahwa cinta tidak harus saling memiliki. Cinta adalah menginginkan apa yang terbaik bagi orang yang kita cintai, walaupun itu kadang berarti bahwa kita harus rela melepasnya.......

Monday, May 07, 2007

A Tribute to Roger Long

This post is specially dedicated to the late Mr. Long, Roger Long. A good friend, a good teacher, lecturer, and boss.

Roger Long.... I just knew him 6 years ago, when he worked together with my Dad for certain research. My parents get close to him, but not me... I never saw his face, only being the facilitator for my parents to send him email. I never thought, from the email, we grew closer each day. He even brought me book that I've been looking for, a book on Skandinavian Myth. Okay, not exactly what I wanted, for I wanted to know more about Woden, Thor, Valkyries, and things. But, what the hey? We never met before, and on the first meeting, he gave me that book?

We had quite discussion, and always had dinner together everytime he came to Indonesia. We invited him to our house, and sort.

He's very grateful for having us as a family, and thus even gave house some ammount of money, either to use it to visit him, bought a new car, or for educational purposes. But, after having several family meetings, we decided to use the money to buy house, as a monument of him.. And, that house is the house in which I am living now...... So, I live inside your monument, sir!

But, that was not the most valuable thing. The most valuable things that he gave me is the experience. I worked for him as the research assistant for 3 months, (with good salary, of course, but it doesn't matter). This experience add up my dignity, my bargaining position in CV, and things.....

So, when yesterday I heard the news that he passed away, you can imagine how sad I am.. But, according to Bu Lanny, he is my teacher. And a teacher will never die. For part of my teacher is living in me, and will continue living as I pass the knowledge that I got from my teacher.

So, sir.... Mr. Long.... Roger Long..... Pak Roger...... Your physical body may perish, but your very being is living inside your students, including me.... And you will still continue living as we pass our knowledge.. You will never die!!!!!!