Thursday, June 28, 2007

Rough Night

Rough Night, with all the sweat and screwing mind..... Hot, sweatening, and chaotic... I woke up with uneasy mind. God, what a rough night!!!

Wednesday, June 27, 2007

I just wanna be alone..............

Profesionalisme

Proffesionalism is truly hard to achieve. I hate people with blabbering mouth in the start, with big idealism, but when they reach the end, they turned all the chances down! What the heck with Spirit, Passion, and Determination???? Damn you!

PS : For someone, you're not the "mother of my baby" anymore! There's no more Seto!

Thursday, June 07, 2007

Tangis sang Anak Bajang

Ibu,
aku takut.........
mereka datang dengan seribu gunting
dengan mata nyalang bagai api neraka

Ibu,
mata mereka tak lagi seperti dulu
ketika mereka melihatku sebagai warisan
bagian dari kebudayaan mereka

Mereka mengguntingi rambutku
mencuci rambut gembelku
sambil meneriakkan nama Tuhan,
seolah itu menjadi pembenaran atas tindakan mereka

Ibu, aku takut
rambut ini digunting tanpa persembahan
dan dicuci tanpa doa
hanya dengan sebutan nama Tuhan mereka

Pakde mencabik-cabik kepalaku,
Mbak Sri mencakari rambutku dengan sabun,
mencoba meluruskan kegembelanku
yang belum waktunya lurus

Ibu,
kenapa kau hanya diam menangis?
kenapa kau tidak bertindak?
kenapa kau hanya terpekur?

Aku takut, bu!
Mereka menutupi kepalaku
dengan kain putih
menyembunyikan rambut ini

Mereka menggumamkan mantera yang tak kupahami
menyanyikannya dengan riang,
seolah itu lagu nina-bobo
tapi aku tetap takut.............

Bu, kumohon
jangan biarkan aku sendiri
menanggung murka dari sang raja
karena kesalahan mereka

Miris hatiku mendengar cerita
masa lalu ketika sang anak bajang
disanjung dan dipuja
bagai dewa dan titisan raja

Kini, sang anak pusaka
tidak lagi berharga
tertelan bersama dengan budaya
tergilas oleh apa yang disebut agama

Apakah agama itu, bu?
aku tidak tahu!!
kenapa mereka hendak menghancurkanku?
melumat budaya pusaka kita bersamaku?

Apakah agama itu, bu?
yang atas namanya orang memukul?
yang deminya saudara membunuh?
yang baginya rambutku digunting?

Biarlah,
aku menjadi yang terakhir!
Biarlah, tak ada lagi anak bajang yang terlahir
agar hilang pula warisan darah bangsawan
dan tanda keningratan yang telah tertekan

Biarlah, hanya aku
sang anak bajang yang diperlakukan bak jalang
dan dihinakan oleh para pecinta agama
serta diinjak oleh tekanan kaki dogma-dogma

Biarlah aku menjadi yang terakhir
dan janganlah ada anak bajang lagi.......


Sudah lama berselang tidak ada lagi keberadaan anak bajang di Dieng. Semua sudah berselimut kain, tanpa pernah ada upacara pengguntingan rambut sang anak bajang. Entah, memang benar tidak ada lagi anak bajang yang dilahirkan? Atau mungkin semua anak bajang yang lahir tidak lagi diperlakukan seperti dulu? Heh, hilang sudah satu lagi karakteristik Indonesia umumnya, dan Dieng pada khususnya. Inilah salah satu bentuk represi religi terhadap budaya. Kapan orang Indonesia bisa melepaskan politisasi religi? Dan memisahkan religi dari aspek kehidupan yang lain???

Elang

Elang yang terbang tinggi dan senantiasa melayang jauh di angkasa pun akan merasa lelah dan merindukan sangkar dimana ia dapat meringkuk beristirahat.