Monday, November 07, 2005

Lebaran........

Lebaran ini, lebaran terbaik yang pernah kumiliki. Kenapa? Karena AJP bales SMSku n ngomong, "How I miss you, bud. Berabad-abad ngilang, muncul cuma waktu lebaran!). Dan dari situ, dia minta maaf, karena sudah memperlakukan aku dengan buruk selama 3 tahun ini. Dia bahkan mencoba untuk menjalin kembali hubungan pertemanan kami, yang selama ini terputus.

"Is your 3 years full of pain? Did I do a lot of destruction?" pertanyaan untukku darinya. Yang mana sebenrnya pertanyaan ini sangat2 membuka masa lalu, tapi dia telah menyadari kalao dia sudah membuat banyak kehancuran. dan, kok ya momennya pas lebaran, pas kami maaf-maafan. Thanks God, she's coming back into me........ I really2 need someone else to side with me, especially after those Jason n Pat2 things, yang mana sebenernya mereka tuh GRan banget! Komyol banget............

Monday, October 17, 2005

The Return of Bad Memories.........

Well, I know, it's all my fault, kenapa juga aku pake beli DVD Ethan Mao itu, dan itu jadi membangkitkan kembali kenangan lama akan kesalahanku. Padahal, akhirnya aku sudah bisa berdamai dengan masa laluku itu, tapi kenapa?????
Aku jadi teringat lagi ketika orang tuaku maen diem-dieman sama aku selama hampir seminggu, dan sampai setahun sesudahnya masih pake nyindir-nyindir dan tanpa kepercayaan.... Dan aku pun kembali lagi berpikir tentang kehangatan sebuah pelukan...... setelah aku bisa melupakan semuanya? Menyebalkan..... Tapi ntah kenapa, terbesit juga pernyataan dalam diriku bahwa membeli Ethan Mao bukanlah sesuatu yang salah, hanya saja aku belum benar-benar berdamai dengan masa laluku. Apakah itu artinya aku haruslah benar-benar mengubah diri, bukannya mengendalikan diri? Tapi hanya itu yang sanggup aku lakukan..... Perubahan itu sangat sulit, dan hampir mustahil ketika aku hanya mengandalkan kekuatanku sendiri........ Aku nggak tahu.......

Wednesday, October 12, 2005

Phoenix!

Yason, fine, if you start this conflict again, don't dream that I'kk ask forgivement to you, because actually this problem is over, till you start again. So, I never regard this as my fault! we've forgiven each other at that time, then that afternon you trigger another conflict! You know, what a phoenix can do?

Phoenix rises from ashes, and the rising of phoenix may burn surrounding because of its flame. Lot of people try to aim at the phoenix, but phoenix care nothing with that! The arrow would just be burned down by the flame of phoenix! He would keep flying........... Care nothing with those, he will find people needed his help........

Wednesday, September 21, 2005

Leaving Debate???

After my long and deep thought, I do realize that my problem mainly comes from debating world. Even Pat2's problem started from debate. I do love debate, but........ it all comes from debate.

Imagine there's no debate, Yason would not go over Astri and suddenly "ngelunjak", I would never go near Pat2. I would never met Astri..........

But, if I do, I would also never met my children........

So, should I leave the debating world?

Monday, September 19, 2005

Just bit words to say........

Sometimes, conflict happened because of different perception towards the world. Yeah, I do realize it, that what is rite for some people can be wrong for some people. They have their own justification towards their act, yet they know not that their action hurts other people........

Yeah, it's actually a matter of devil circle....... I don't know how to react......

Wednesday, September 14, 2005

Wanita

Wanita
(Chrys. Siddha Malilang)
spasi
Wanita bukanlah sebuah dada,
juga bukan pula sebuah paha
tidak juga sebuah vagina,
atau pula sebuah muka........
spasi
Wanita adalah wanita,
dengan segala rasa
dimahkotai dengan hina
dilingkupi bara yang menyala........
spasi
Wanita berdiri di sisi,
terlihat lemah dibanding lelaki,
yang hanya memakainya sebagai tempat mani,
dan meninggalkannya dalam sepi........
spasi
Wanita yang kemudian terikat,
seolah tak mampu melepas bebat,
tapi mereka telah tersurat,
untuk menjadi lebih kuat.......
spasi
Wanita diperam dalam siksa,
dilatih dalam derita,
dihias dengan semua luka,
dan dipoles oleh rasa sudra..........
spasi
Wanita berdiri tegar,
ditengah banjirnya cecar,
membawa rasa di tengah hambar,
bagikan sejuk bagi kasar.
spasi
Dedicated to alk women in my life, who bring me joy and rejuvinate me, though you may not realized it. Without you all, I won't be like the way I am now. Thanks all!!!

Monday, September 05, 2005

Reborn

Well, I've been back to my old self, where I'm a 'slengean' boy. As if I've forgotten all of my sin in past (which is true....), and I've back into my old self again.........

Monday, August 29, 2005

Dhewe

Dhewe
(Chrys. Siddha Malilang)
spaso
Aku ngadeg dhewe
lola kaya kere
ora ana sing gelem mrene
mung awakku dhewe
spasi
Ngalor peteng
Ngulon ireng
Ngetan thuntheng
Ngidul blereng
spasi
Mbaung aku nangis brambang
ditinggal kadang
diidak rencang
anane mung dibalang
spasi
Apa pantes aku dikuya-kuya?
Mung amarga aku beda?
Apa wong kabeh padha ora waskita
yen aku iku ya manungsa
soasi
Sujud aku sedhih
Luhku wus dadi getih
Tyas rumangsa perih
Ngesot nggoleki ora tau kepanggih
spasi
Ngglimpung,
srumpung,
kesandung-sandhung.....
spasi
Nanging aku tetep ngadeg
orang ketang dhadha sesek,
direwangi idu dilek........
spasi
Supaya kabeh padha weruh,
aku isih duwe ruh,
isih nembangake gambuh,
nganggo lambe abuh......

Friday, August 26, 2005

Statis

Statis
(Chrys. Siddha Malilang)

Ku tak mau,
Keluar dan menghadapi segala galau,
Karena aku tak akan mampu terbang bak bangau,
Yang bebas dan selalu meracau…….

Biarlah aku di sini,
Sendiri dan menyepi,
Sambil menahan segala nyeri,
Yang lama ada di dalam hati.
Dan aku hanya ingin terbakar,
Dalam tengah bara berkobar,
Sehingga tak akan ada lagi kasar,
Berlalu pergi tercabut bersama akar.

Lupakan segala derita,
Karena aku telah melayang bersama kata,
Musnah bersamaan dengan terbangnya bara,
Hilang lenyap dari nyata.

Tapi hari justru semakin kelam,
Ditelan pekatnya malam,
Dibalik selimut gulita alam, Tinggalkan aku jauh di dalam

Wednesday, August 24, 2005

Dan

Dan
(Chrys. Siddha Malilang)

Dan,
Semua akan terbakar,
Menari dalam geliatan selendang merah sang merak
Musnah, dan terpercik
Hanya meninggalkan butiran kecil nan halus
Yang tidak berbau,
Dan tidak berasa,
Tawar,
Tanpa ingatan yang terbawa dari masa lalu………

Dan,
Semua akan lenyap,
Tertutup oleh selubung pekat
Nan gelap
Yang terbayang dari penat,
Kekal,
Dan lekat.

Semua hancur,
Lebur,
Menjadi bubur,
Bersembunyi di balik kubur,
Seakan sebuah mayat yang tertidur,
Di atas kerasnya sebuah kasur,
Yang tajam dan menusuk lacur.

Aku hanya akan melihat semuanya,
Dengan mata terpana,
Tak mampu berkata-kata,
Karena aku sudah tidak punya apa-apa,
Dan aku tidak dapat berbuat apa-apa,

Semua telah hilang,
Melayang,
Bagaikan langit tinggi yang menjulang,
Tenggelam di dasar padang, Jauh dan tak terbilang

Saturday, August 13, 2005

Siapa?
(Chrysogonus Siddha Malilang)
spasi
Saya,
bukan lagi sebuah bara
yang menyala-nyala
dan membakar kata.
spasi
Aku,
berjalan tanpa pandu,
dan sakit teriakku,
karena mau tak mau,
kumakan pilu dan ngilu.
spasi
Pedih dan perih,
merintih dan merepih,
merangkak dalam badai serpih
tanpa ada pelukan kasih.
spasi
Biarlah aku jatuh,
lihatlah aku mengaduh,
lepaslah aku merubuh,
tanpa sempat berteduh.
spasi
Siapa?
Tak ada.......
hanya hampa,
tiada kata,
tanpa rasa
spasi
Puisi ini dibuat dengan sekejap, sesuai dengan apa yang aku rasa di depan monitor ini. Hei, siapakah sebenarnya diriku ini, sehingga aku berhak meminta bantuan? Aku sudah bukan lagi aku yang dulu, sehingga semua masa laluku sudah menjadi sebuah tulisan di daun lontar!

Monday, August 08, 2005

Regret

Regret
(Chrysogonus Siddha Malilang)

In a darkened room, ye shall strenuously pray
Knelt shameless thee faithfully, for thy hideous sin
As timid marvelous doves flying separately across the cerulean sky
Caressing gently,
wiping your whole crying face
Awaiting for the opening of lazuardi,
Pouring a forgiveness from the seventh heaven,
Only for thee.
spasi
Well, what should I say about this poem, except that I wrote this poem by myself. It's quite clear though, what I want to convey through this poem. Yeah, simply I still cannot forgive those mistakes, eventhough time has passed so long ago. Perhaps, it's called forgotten not forgiven.........

Thursday, August 04, 2005

Stopping by Woods on A Snowy Evening

Stopping By Woods On A Snowy Evening
(Robert Frost)
spasi
Whose woods these are I think I know.
His house is in the village though;
He will not see me stopping here
To watch his woods fill up with snow.
My little horse must think it queer
To stop without a farmhouse near
Between the woods and frozen lake
The darkest evening of the year.
He gives his harness bells a shake
To ask if there is some mistake.
The only other sound's the sweep
Of easy wind and downy flake.
The woods are lovely, dark and deep.
But I have promises to keep,
And miles to go before I sleep,
And miles to go before I sleep.
spasi
Again, another poem from my literature class. It reminds me of myself though, how do I love a solitude these days, and this poem gives me an image of perfect solitude, which is dark, deep, calm, mysterious, yet lovely. If only I could stay there for the rest of my life, I would be very happy, but somehow, I still have to live my life. And miles to go before I sleep, yeah, I still have a long way to go, still have a long way full with pain. So, I couldn't take a sleep yet, thing that I wanna do. If only, I had nothing to do, except exiling myself in that solitude....... Perhaps, it gives a sign that I'm nothing but coward, because I want to run away from the reality, but I'm totally sick with all of these. I'm sick of seeing people wasting their grace, and even dumped them, tired of being dumped and considered as something from another world. I'm sick and tired of that. But I have promises to keep, yeah, still have something in my mind, a passion to take a revenge, a will to show the world what I'll achieve, and promise to keep standing firmly, a promise I made to my friends (Ruri, Naomi, Eddy, Panggih, Piglet, Icha, and Onald, with your help, I'll show the wold what I can do, I'll show to those violating me for years for being strange!!)

Monday, August 01, 2005

Bad Memories, eh?

Well, last Saturday, it seemed that all of my bad memories came back at once. When I went to pick Wini up to my house, her face suddenly reminded me of Ajeng, when she wore no glasses and repairing her veil. Unfortunately, her boarding house is in Jakal, which saved many memories of Ajeng and I, when we broadcasted together, on air together in Ardia, and even took our prize together. I never thought that I would remembered al of those stuffs again, because I've completely forgotten them.
The pain didn't go easily, because when I had a dinner with JDF people, we ate in PKL resto, which reminded me of PAL (only initial, because I affraid she would read this blog!). In a sudden, the memories of our togetherness came up in my mind. Then, the last thing was the memory when she dumped me without feeling guilty at all. I didn't know what to do. At that time, I felt likely to explode. God damn it!!!! AT time when I finally able to get rid of those feeling, they all came back and covering all of my body!!

Wednesday, July 27, 2005

The Road Not Taken

THE ROAD NOT TAKEN
(Robert Frost)

Two roads diverged in a yellow wood,
And sorry I could not travel both
And be one traveler, long I stood
And looked down one as far as I could
To where it bent in the undergrowth;

Then took the other, as just as fair,
And having perhaps the better claim,
Because it was grassy and wanted wear;
Though as for that the passing there
Had worn them really about the same,

And both that morning equally lay
In leaves no step had trodden black.
Oh, I kept the first for another day!
Yet knowing how way leads on to way,
I doubted if I should ever come back.

I shall be telling this with a sigh
Somewhere ages and ages hence:
Two roads diverged in a wood, and I-
I took the one less traveled by,
And that has made all the difference.
Well, another poem I got from literature class. Somehow, I feel that this poem is so me (gw banget, gitu loh!!). I know, that life has so much paths, and not all paths were equally taken. Some paths were rarely taken, or even never been taken before. And to think further abut thing called normality, or usuallity, which decided by majoruty, people who took the other paths will be considered strange, nerd, geek, or whatsoever! You know, I'm one of them. I'm a part of people who took that strange path. Sometimes, it's kinda hard to be something strange, because of others' mockery or commentary. It's depressing though, but somehow, deep inside me, I'm proud to be different, and let me tell you all what a Nerd and Geek can do. Because I took the one less traveled by, and that will made all the difference!!!!

Thursday, July 21, 2005

Be The Best

Be The Best of Whatever You Are
(Douglas Malloch)
spasi
Of you can't be a pine on the top of the hill,
Be a scrub in the valley, but be
The best little scrub by the side of the rill
Be a bush if you can't be a tree
spasi
If you can't be a bush be a bit of grass
And some highway happier make
Of you can't be a muskie then just be a bass
But the liveliest bass in the lake
spasi
We can't all be captains, we've got to be crew
There's something for all of us here
There's big work ro do, and there's lesser to do
And the task you must do is the near
spasi
If you can't be a highway then just be a trail
If you can't be a sun be a star
It isn't by size that you win or fail.
Just be the best whatever you are!!
spasi
I dedicated this poem to one of my best friends, Naomi. She's left to Bandung and won't back for a long time. I don't even know the reason why she'd do that, but I only hope the best for her, for she's been accompannying me through my thick and thin, thus make her one of my special people. Mi, whatever you are, just do your best!! I'm hoping for your happiness and success.

Wednesday, July 20, 2005

This Is Just To Say

This Is Just To Say
(William Carlos Williams)
spasi
I have eaten
the plums
that were in
the icebox
spasi
and which
you were probably
saving
for breakfast
spasi
Forgive me
they were delicious
so sweet
and so cold
spasi
Okay, I just got this poetry in my literature class. And though my lecturer said that this poem was so simple (and open interpretation too), I interpret this very different, and I thought it was too far. But, honestly, that interpretation went along with my recent feeling. Yeah, I want to ask for forgiveness to one of my best friend, because I took away your "plum, which you were probably saving for breakfast". I know I regret that, but as last stanzas says, I enjoy it too, which add my burden, especially when seeing you!

Monday, July 18, 2005

Another reflection........

Well, last night I did something very unusual, sending SMS to almost all of my friend, and ask them, what will they remember about me, if i die and they come to the funeral. Simply, the reaction is common, some of them thought that I'm desperate enough and want to commit suicide. But all of them give me a reply and fortunately they tell me that I am worthy enough to be remembered.
I don't know why, but these few day I feel very worthless and if I die, no one will ever come to my funeral (or even when they come, it's only just for formality). Because who am I? Only a mere boy, closed mind, anti-social, and even unadaptative!!!
As my previous post, I realized, that I do undergo a change, contradictive with my previous statement that somehow people change, but I don't. I feel that I'm not respected in every situation, and my sociality is very strange for people in my age.
Some people said that I'm different, and thus make me unique. But they don;t even have a glance that this world is not for someone different! I've experienced it, being something different and thus being alienated! Not to mention that great mistake..........
Perhaps, it's right that I'm to silent in all condition, always thinking about someone else, and have no time for myself. Or even Im maturing too fast, and thus have no childhood.........
I don't know it......
Or perhaps, I'll never know it!

Monday, July 11, 2005

Just a reflection!

Sometimes, I think that I do change too, especially when remembering that I ever stated that people always change, but I don't. Yet, I don't think that I've changed to positive one, but I go to negative one. All of you who know me in SMA, might be very surprised to know me now. I'm different, not as open as I used to be. I become an introvert person, a closed, and even can be considered as an anti social being.
Maybe, this time, I change too much, symbolized by my name changing. I grow into different person, trapped in my painful past, and exiling myself to the darkness and solitude! I don't know what to be......... I wish I know, what to do, what to be, and where to go...........

Wednesday, July 06, 2005

Tak Bisa memiliki

Aku tak bisa memiliki
Menjaga cintamu
Walau sesungguhnya hatiku mencintaimu, memilikimu
Aku tak ingin kau terluka
Mencintai aku
Hapuslah air matamu dan lupakan aku
(Tak Bisa Memiliki - Dygta)
Well, I can't and shan't have you, because if I do, it'll just make you tortured. Yet, I do like you, I do. But it's very impossible for me to have you. Really, I post this song, dedicated to you! I wish I could erase our past stry, but without it, we will lose everything we have right now! So, just let this be our friendship, let's not go any further than this!

Wednesday, June 29, 2005

Kami berenam berjalan memasuki kafe tersebut. Ketiga motor yang kami tunggangi telah terparkir rapi di samping bangunan megah tersebut. Musik yang dimainkan oleh band di tempat itu terdengar hingga areal parkir. Sementara, para muda-mudi seusia kami bergerak masuk dan keluar. Langkah segera kami percepat, dan hanya dalam beberapa menit, tidak seorang pun di antara kami yang berada di luar.
Segera setelah berada di dalam, Joshua cepat-cepat mencari tempat duduk yang nyaman. Untunglah, ia memang pintar dalam urusan seperti itu, sehingga kami mendapat tempat duduk yang sangat strategis. Segera setelah kami duduk, pembicaran pun dimulai.
“Yah, seperti kalian semua ketahui, kita terpaksa berpisah! Aku harus kembali ke Surabaya, sedangkan kalian semua masih tetap bersekolah di Yogya. It’s time that unify us, and time that’ll separating us !” ujar Mawan.
“Wan, we’ll miss you. Tapi, perpisahan ini bukan hanya karena kamu pergi kembali ke Surabaya. Toh, walaupun kamu pergi ke Surabaya kita juga nggak akan bisa sedekat sekarang lagi. Semua urusan kuliah dan teman-teman baru kita, pasti akan banyak menyita waktu!” jawab Bayu.
“Yah, aku nggak mau sok suci dengan ngomong kalo aku nggak bakalan kayak gitu. Bener, cepat atau lambat, pasti aku akan sibuk dengan teman-teman baru. Tapi guys, aku janji kalau aku nggak bakal ngelupain kalian semua!” kata Ali menimpali ucapan Bayu.
“Kalian tahu? Gua nggak akan bisa ngelupain kalian. Kalian semua sudah menjadi sebuah bagian terbaik dalam hidupku. Gua pingin saat terakhir ini, malam terakhir kita bisa bersama ini, menjadi sebuah saat yang selalu terukir di dalam hati kita. Gua kepengen ini bisa menjadi sebuah prasasti tanda persahabatan kita!” sahut Joshua.
“Well, gua juga merasa kalau kita udah kayak saudara sendiri. Walaupun aku baru kenal kalian semua sejak kelas 2, aku merasa kayak udah lama kenalan! Gua janji, gua nggak bakal lupa ama malam ini!” timpal Adi.
“Aku percaya kalau kalian nggak bakalan lupa. Tapi aku percaya bahwa ada satu orang yang nggak akan ingat kita ngomongin apa malam ini! Tuh, Pandu udah tidur!” tunjuk Mawan. Kontan saja semuanya melihat kearahnya dan ketawa.
Suasana keakraban sangat terasa malam itu. Kehangatan persahabatan menyelimuti kami dalam pembicaraan semalam suntuk dalam rangka pelepasan Mawan. Entah siapa yang mengatur, band di belakang kami memainkan sebuah lagu yang sangat menyentuh hati kami Sebuah lagu dari Project Pop, Íngatlah Hari Ini.
Kamu sangat berarti, istimewa di hati. Selamanya rasa ini. Jika tua nanti kita, telah hidup masing-masing, Ingatlah hari ini. Lirik dari lagu itu, selamanya meresap di dalam hati kami, dan memang, kami tidak akan melupakan malam itu, selama-lamanya.

spasi nih........

Buat temen-temenku di SMA, terutama para anggota F3 (Final Fantasy Freakz), gw tahu kalau kalian semua dah baca tulisan di atas ini, di noveletku yang judulnya Story Of Us (yang belon baca, ini prolognya!!!). Tapi, ada sedikit perubahan juga sih, gw ganti namanya, gw sesuaiin ama Interogator! Sebenernya, kenapa aku ngepost ini di sini, adalah karena aku denger dari salah satu orang kalo si Mawan ini bakal balik ke Jogja waktu liburan. Oooh, I miss you all!!! Kapan nih kita bisa ngumpul di base camp lagi, nonton film ampe malem, begadang (dan ngejagain aku biar nggak tidur), sambil maen DDR n makan jagung bakar??? Gw kangen ma kalian semua, dimana waktu itu kita semua adalah Jomblo-jomblo bahagia!!!! Yang jelas, tiap aku denger lagu itu, aku selalu inget kalian. Project Pop!!!

Monday, June 20, 2005

Bien que mon existence soit si infime à ne pas mériter l’amour de Dieu…….
J’ai vécu la vie qui me fut donée selon ma proper vérite,
Sans jamair avoir des remords.
Pour un être humain,
Peut – il y avoir plus grand bonheur.


(Walaupun keberadaanku tidak pantas untuk mendapatkan cinta dari Tuhan……..
Aku akan menjalani hidupku sesuai bagianku,
Tanpa sesal.
Sebagai seorang manusia,
Aku tidak dapat mendapatkan kebahagiaan yang lebih dari ini
)
spasi
Well, I found this quote from the review of Baerusaiyu no Bara (Rose of Versailles) in Animonster. I read it, and tought that it perfectly match me!!! Well, you know, I hate myself that much, and considered myself as a pile of trash which has lower value than even a dog shit, for I have done something, which was my biggest mistake. Yet, reading this quote, I feel that there's no need to regret everything that has been done. Eventhough I am lower than a dog shit, I'll live my life as my own part. I learned too how to live by myself also.

Saturday, June 18, 2005

Dialog Tak Terucap

Dialog Tak Terucap

Malam itu, aku beranjak dari tempat tidurku yang nyaman, pergi tinggalkan dirinya. Tinggalkan wanita yang tidur di sampingku. Sesosok wanita setengah baya yang nyinyir, wanita yang selalu siap membuka mulutnya dalam keadaan apa pun. Wanita yang tidak pernah kehabisan kata-kata untuk setiap kejadian. Aku pergi tinggalkan dirinya, tertidur lelap berpeluk sepi. Aku pergi tinggalkan dirinya, menuju ke hamparan karpet beludru hitam pekat yang dihiasi oleh taburan mustika-mustika berkilauan. Pergi meninggalkan kehangatan pelukan sang Morpheus, menuju ke tiupan angin dingin nan menusuk tulang yang mengundangku pergi ke sana. Tinggalkan sementara keempukan kasurku, berselingkuh dengan rerumputan hijau di luar. Saksikan bintang-bintang di langit berpendar membakar helium yang ada dalam diri mereka. Pikirkan bagaimana suatu saat bintang-bintang itu akan mati dan bertransformasi sedemikian rupa, sehingga mereka semua berubah membesar menjadi raksasa ganas berwarna merah. Renungkan bagaimana mereka semua kelak akan menghilang, keindahan itu akan menjadi sebuah lubang penyedot tak kenal ampun, Sang Lubang Hitam.

Malam itu, dia telah beranjak dari tempat tidurnya yang nyaman, pergi tinggalkan aku sendiri. Tinggalkan wanita yang tidur di sampingnya. Sesosok wanita setengah baya yang penuh perhatian, yang siap untuk membuka mulutnya dan memberikan nasihat pada keadaan apapun. Wanita yang selalu siap untuk membantu, menghibur, dan menyanjungnya dengan penuh ketulusan hati dalam keadaan apapun. Dia pergi tinggalkan aku yang tertidur lelap berpeluk sepi. Pergi, ke bawah selimut hitam raksasa yang bertaburan ratna berkelip. Pergi meninggalkan kehangatan yang sebenarnya selalu ada di sampingnya, menuju ke tengah keheningan mencekam nan dingin menusuk sumsum yang mengundangnya. Mengkhianati kelembutan tempat tidurnya yang ada, berselingkuh dengan basahnya embun di rumput malam. Disambut suara-suara malam, aku pun beranjak meninggalkan kasurku dan berdiri di tepi jendela, mengamati berlian-berlian yang tergantung menemani sang Chandra. Saksikan bagaimana mereka berpendar membakar helium mereka dalam reaksi fusi berantai. Pikirkan bagaimana bintang-bintang itu kelak akan mati dan beralih rupa menjadi sebuah lingkar hitam bergravitasi tinggi yang akan menarik dan menghancurkan semuanya. Hanya meninggalkan sebuah kekosongan mencekam. Mempersonofikasikan kekosongan itu dalam hatiku tanpa dirimu.

Aku menggeletak, berbaring memandang lazuardi, ditemani dengan belai-belai rerumputan nan halus dan basah oleh embun. Berpikir mengenai semua hal yang telah terjadi antara aku dan istriku, seolah semua memoriku tumpah dan mengalir pelahan, seolah diputar dengan proyektor film tua. Buatku kembali mengenang semua peristiwa-peristiwa yang telah lama lalu. Kecurigaan-kecurigaannya kepadaku sepanjang waktu, kemarahannya yang muncul ketika aku tidak melakukan sesuatu sesuai dengan kemauannya, bahkan kemarahannya yang tidak beralasan pada waktu-waktu tertentu. Inikah balasan darinya atas semua yang telah kulakukan untuk kebaikan seluruh keluarga? Setelah semua keringat yang kutumpahkan demi memberi mulut-mulut kelaparan seisi keluarga? Aku tidak dapat memahami alasan-alasan di balik tindakan wanita itu! Dia memang sangat susah untuk dimahami, diselami, dan digali lebih dalam. Ada semacam barrier yang terpasang di sekeliling dirinya. Tak pernahkah terpikir dalam dirinya bahwa semua tindakanku itu beralasan? Kenapa harus aku yang selalu berusaha memahami dirinya? Tidakkah ia ingin mengerti semua alasan di balik semua tindakanku selama ini?

Aku tidak dapat memejamkan mata, hanya mampu berdiri tegak di memandangi bentangan cakrawala malam sembari menatap kilauan sang Lintang, ditemani oleh suara desau rumpun bambu yang terletak di samping rumah. Berpikir mengenai semua yang terjadi antara aku dan suamiku, seolah semua memori yang telah terbungkus dan tersimpan dalam waktu yang lama mendapatkan sayap dan keluar dari gudang penyimpanannya untuk kemudian terbang mengitariku. Buatku kembali mengenang semua peristiwa-peristiwa yang telah lama kami lalui. Kecurigaan-kecurigaan bercampur kecemasan dan kegelisahan yang menerpa diriku ketika dia pulang begitu terlambat, meninggalkanku seorang diri di rumah. Kesepian, menanti kepulangan pujaanku itu. Teguran-teguran yang selalu kuberikan padanya dengan harapan akan menyadarkannya, ternyata tidak kunjung membawa pulang sesal bersamanya pada dini hari. Kemarahan-kemarahan tanpa alasan yang kutujukan kepadanya ketika seluruh emosiku sedang kacau dan tidak stabil, kutujukan padanya karena hanya dengan dialah aku percaya sepenuhnya. Aku senantiasa berusaha untuk memahami dirinya, berusaha untuk memahami alasan-alasannya melakukan tindakan-tindakan semacam itu, dan berusaha untuk selalu berpikir positif setiap waktu. Aku selalu melakukannya………..

Kunang-kunang terbang berkeliaran di padang ini, mengundangku untuk mengamati polah lincah mereka yang seolah terbang ingin menerangi seisi padang ini. Pikiranku teralih pada sosok kunang-kunang itu, mengamati indahnya kebersamaan yang tercipta antara mereka. Serasa ruangan di dalam hatiku tersentuh kehangatan oleh pijar cahaya dari kunang-kunang itu, kehangatan dari sebuah kebersamaan, sebuah persatuan. Entah mengapa, baru kusadari saat ini bahwa kebersamaan yang hangat itu bukan hanya sebuah utopia. Ironisnya, semua itu baru kusadari melalui perantaraan hewan-hewan kecil nan lemah dan tak berdaya ini. Menyadarkanku akan arti sebuah rasa sayang. Membuatku merasa sangat bersyukur bahwa aku memiliki seseorang yang selalu hadir di sampingku untuk disayang dan menyayangiku. Walaupun dia nyinyir dan tak penah bisa menutup mulutnya, akan tetapi dia senantiasa mendukungku dalam keadaan apapun. Oh Tuhan, mengapa aku tidak penah bersyukur akan kehadirannya sebelum ini? Sedemikian bodohnya kah aku, sehingga setelah sedemikian lama baru aku mensyukurinya?

Aku berdiri di teras depan rumahku, memandangi pijar cahaya kunang-kunang yang indah, bagaikan peri bintang yang turun dan bermain kejar-kejaran di bumi ini. Mataku terpaku pada mereka. Tampak indah, seolah menggodaku untuk memperhatikan mereka. Seluruh syaraf otakku terpusat hanya pada kunang-kunang itu, menyentakkanku tentang arti dan indahnya sebuah kebersamaan, sebuah persatuan. Sudah sejak lama sebenarnya aku menyadari bahwa kebersamaan yang hangat itu bukanlah utopia. Dan saat ini, semua itu kembali disegarkan oleh tarian para pijar-pijar malam ini. Menyadarkanku akan arti dari sebuah rasa sayang. Membuatku merasa sangat bersyukur bahwa aku memiliki seseorang yang berada di sampingku untuk disayang dan menyayangiku. Walaupun seringkali dia membuatku diliputi oleh mega kecemasan dan awan kegelisahan, akan tetapi dia senantiasa mendekapku dalam lindungannya. Oh Tuhan, mengapa aku tidak pernah mensyukuri kehadirannya di sisiku sebelum ini? Sedemikian bodohnya kah aku, sehingga butuh waktu yang lama hanya untuk menyadarinya?

Wahai kunang-kunang, sang penjaga malam yang menari-nari di sekeliling rerumputan ini, terbanglah dan sampaikan padanya, bahwa aku menyayanginya. Katakan padanya dengan kelembutan dan kehangatan pijar cahayamu, bahwa aku berterima kasih atas keberadaannya di sisiku. Berikan dia lingkar cahayamu, dan lindungilah dia dalam tidur malam ini. Ucapkan terimakasihku padanya dengan sentuhan ringanmu, dan sampaikan padanya, bahwa aku telah menyadari hangatnya kebersamaan dan sayang, apapun yang terjadi.

Wahai kunang-kunang, sang penjaga malam yang menari-nari di hamparan bunga-bunga di taman gelap gulita ini, terbanglah dan sampaikan padanya, bahwa aku menyayanginya. Katakan padanya dengan kelembutan dan kehangatan pijar cahayamu, bahwa aku berterima kasih atas keberadaannya di sisiku. Berikanlah lingkar cahayamu padanya, dan lindungilah dia dalam tidurnya malam ini. Ucapkan terimakasihku padanya dengan sentuhan ringanmu, dan sampaikan padanya bahwa kebersamaan dan rasa sayang adalah sesuatu yang sangat hangat, apapun yang terjadi.

Sang penari yang berpentas di atas panggung gelap gulita malam, selimutilah wanita itu dengan percik pijar cahayamu nan lembut. Lindungi dia dengan tubuh mungilmu itu. Masuklah ke dalam pikirannya, dan ubahlah mimpinya menjadi menenangkan, dan jauh dari bayang kekerasan yang muncul akibat perbedaan-perbedaan kami berdua. Masuklah lebih dalam ke hatinya, jamahlah dengan kaki-kaki kecilmu itu dan mainkanlah tarian lembutmu di sana.

Sang balerina anggun yang melompat-lompat di atas panggung bertabur sorot rembulan, selimutilah pria itu dengan percik cahayamu nan lembut. Lindungilah dia dengan sosok mungilmu itu. Masuklah ke lapisan terdalam dari imajinasinya, dan hantarkan dia ke dalam ketenangan hati, jauhkan dari bayang kekerasan yang muncul akibat perbedaan-perbedaan dari kami berdua. Menyelamlah lebih dalam ke hatinya, sentuhlah dengan sayap-sayap mungilmu itu dan mainkanlah tarianmu di sana.

Kunang-kunang itu tetap beterbangan di sekitar teras rumah dan padang rumput itu. Mereka memainkan tariannya dan memberikan pijar penghangat bagi siapa pun yang membutuhkan. Kata mereka, “Selamat tidur!”
Tulisan ini terinspirasi dari War of the World yang sering terjadi di rumahku.. Dan, begitu aku jadiin bentuk prosa gini, ternyata banyak yang seneng. Jadi, aku post di sini dan didedikasikan buat Arie yang suka banget ama tulisan ini. Baek2 di Undip ya!!!

Monday, June 13, 2005

Imagine

Imagine there's no countries,
It isnt hard to do,
Nothing to kill or die for,
No religion too,
Imagine all the people living life in peace...
(Imagine - John Lennon)
spaso
Yup, if only there's no such things like Countries and Religion....... I mean, let's focus on this religion thing. I've seen a lot of conflict related with religion. From big conflict that caused war to small conflict that caused a separation between friends. Let's take a look, the reason behind the existence of religion.
First of all, human create religion to fulfill their needs of God. Yet, this was the main purpose, and it was very great. But then, somehow they began to create such kind of rituals, which they said to worship God. But, do God really need such kind of rituals?? The real essence of worshiping God is not in the ritual, but in the act and heart itself. Yet, this rites grow bigger and began to make a differences in the world, which causes a lot of conflict.
Oh come on, what so wrong by being so different? Well, each religion had a dark past in their history, but who had no dark past? Let;s just forget about it, and step into a brighter future!!!! If your purpose is worshiping God, could you put those dogmas outside! You may use it, but please do not make it the first thing in your religious life. I've seen so many conflict happened because of those dogmas!!! (About valentine's day, kissing, veiling, etc,etc!!!!!! Students in SMA 2 must have remembered those things!!!!)
For Yason and Ajeng, please. Realize that the secularism is caused by opeople like you!!!!

Monday, May 30, 2005

Friends.....

Ini gak akan jadi sebuah puisi seperti sebelum-sebelumnya. Tapi lebih ke arah prosa yang gak karuan. Tahu tuh, mau kalian sebut apa!!
Semua ini berawal dari masa-masa yang paling menyenangkan dalam hidupku, masa-masa SMA. Ketika itu, aku memiliki beberapa teman baik. Sebut saja Mawan, Bayu, n Joshua. Kami berempat begitu dekat, sampai-sampai semua teman lain memanggil kami kembar siam. Persahabatan itu terus berlanjut hingga kami semua naik ke kelas 2. Terjadilah sebuah peristiwa yang memisahkan kami berempat. Kelas kami dioplos. Poor me, karena aku masuk ke kelas 2.1, sementara mereka bertiga menjadi satu kelas di 2.2. Akan tetapi, justru yang paling malang adalah Joshua! Entah kenapa, si Bayu yang dulu dekat dan selalu berdua dengannya justru mengacuhkannya. Padahal, waktu itu si Joshua justru sedang dalam masalah besar dan sangat butuh dukungan, yang mana tidak diperolehnya dari Mawan dan Bayu. Aku sendiri tidak bisa memberikan secara maksimal, karena kelas kami terpisah cukup jauh.
Ketika sampai di kelas tiga, kami semua kembali sekelas lagi. Tapi, tetap saja perlakuan yang diterima Joshua tidak jauh berbeda dengan apa yang diterimanya tahun sebelumnya.
Yang masih lumayan dalam masa dua tahun itu adalah, Bayu masih mengundang Joshua dalam makan-makan ulang tahunnya. Akan tetapi, setelah kami lulus, dan tiba saat ulang tahun Bayu kembali, aku tidak melihat tanda-tanda diundangnya Joshua. Sengaja kupancing, "Eh, kelihatannya ada yang kemarin diundang tapi sekarang nggak dateng ya?" Dan betapa kagetnya aku ketika mengetahui bahwa tidak sedetikpun nama Joshua disebutkan! Setelah kebersamaan selama 3 tahun............
Buat Joshua, jangan pernah berpandangan bahwa tidak ada bedanya apakah kamu real atau hanya imaji semata. Percayalah, kamu adalah temanku, teman dimana aku telah mempercayakan padamu isi hatiku yang terdalam. Aku nggak akan pernah melupakanmu, walau apa yang terjadi. Kapanpun kamu butuh aku, pintu rumahku selalu terbuka untukmu. Karena biar bagaimanapun juga, kau telah dianggap sebagai bagian dari keluargaku, baik olehku maupun orang tuaku!!! Kamu adalah sesuatu yang nyata, dan bukan sebuah bayangan abstrak!!!!

Saturday, May 28, 2005

Berbagi

Ketika aku lapar, kirimkanlah aku orang yang membutuhkan makanan
Ketika aku haus, kirimkanlah aku orang yang membutuhkan minuman
Ketika aku kedinginan, kirimkanlah aku orang yang butuh kehangatan
Ketika aku telanjang, kirimkanlah aku orang yang membutuhkan pakaianku
Ketika aku sedang sedih, kirimkanlah aku orang yang membutuhkan penghiburan
Ketika aku lelah, kirimkanlah aku orang yang membutuhkan istirahat
Ketika aku gelisah, kirimkanlah aku orang yang membutuhkan kepastian
..............................
(salah satu doa yang diletakkan di makam Ibu Teresa, pengarang anonim)
Aku sudah baca tulisan di atas berkali-kali dulu. Yah, emang gak semirip itu, karen aku sama sekali udah lupa isi persisnya kaya apa. Yang jelas intisarinya kaya gitu. Aku sadar, bahwa ternyata hal itu benar. Bahwa justru dalam keadaan kita yang paling parah, justru teman kita yang paling baek dan paling dekat adalah orang yang juga tahu mengenai penderitaan kita. Aku sudah mengalaminya. Terimakasih yang sebesar-besarnya buat orang itu, yang malah dengan bijak mengatakan We live in uncomplete world, but we are complete human being with all our weakness and strength. Trims, Nando!!

Thursday, May 26, 2005

The Darkest Dawn in My Exile

The Darkest Dawn in My Exile
The doves are all flying back to their warm nest,
so fast, as though they've been chased down by the shadow
But they're all filled with hope of a warm welcome
hope of a family that await.
So high, so fast, leaving me alone in this mighty Terra
Dwelling all alone with my solitude
Keep silent in the darkness surround me
Walking without knowing the distance,
as the sun set in the West edge
Now, as the dark come as usual, I keep dwelling all around
when this time I saw five faces of woman
The first one said, "I'm in relationship, just a moment quicker than your confession!"
The second one said, "I'm sorry, I have to go overseas!!"
The third one said, "No, I have veiled myself. You're a freak!!"
The fourth one said a lie, "I wait another man....Sorry!!"
The last one grin gayly, "I went with my new man until 11. So?"
My heart beat faster,
my old wound rebleeding as they faded away
Left me kneel down in the darkness
Alone.................
in my dark exile!!!
Well, I remember all of them, which are the reason I entered my exile. Only to gather enough power to take a revenge. Just wait and see, I'll kick your fucking asses!!!!!

Tuesday, May 24, 2005

Jalan

JALAN
Hidupmu indah bila kau tahu
jalan mana yang benar........
(Lupa gw, sourcenya dari lagu, tapi gw lupa!)
Heh, entah kenapa tadi di jalan waktu mau ke warnet gw denger lagu itu. Akibatnya, lagi-lagi gw merenung di jalan alias ngelamun. Untung aja gak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan!! Yang terus membayang di pikiran gw adalah, gimana caranya kita tahu bahwa jalan yang kita ambil itu benar? Karena setahu gue, pada awal jalan itu sama sekali gak ada signpostingnya. Bisa dibilang kebanyakan orang itu memilih jalan secara spekulasi. Barulah setelah kita menjalaninya, kita tahu apakah jalan itu benar atau nggak. Lagipula, benar dalam konteks ini relatif. Gak sama buat setiap orang. Lalu, gimana dong caranya kita tahu bahwa jalan itu benar? Ada orang yang cocok dengan jalan ini, sementara yang lain cocok dengan jalan yang lain. Trus, gimana dong?

Sunday, May 22, 2005

Gelapnya balas dendam

Entah kenapa, hariku berlalu sedemikian cepat
Dan semakin lama kujalani, semakin pula kusadari
bahwa semua masaku telah diwarnai dengan berbagai macam kebohongan
dengan berbagai macam tipu daya dan penyangkalan
Ya, entah kenapa aku berubah menjadi manusia idealis,
yang bahkan tidak mampu merealisasikan idealismenya sendiri,
hanya tertekuk di depan tiang besar yang berdiri di depanku,
tiang yang melambangkan kekuatan yang seharusnya bisa kuraih.......
Yah, sejujurnya aku sudah capek dengan semua ini. Tapi aku tidak boleh menyerah. Aku telah bertekad untuk menghadapinya walaupun harus berakhir terbaring dan terlantar dengan luka di sekujur tubuhku. Tekadku telah bulat, bahwa aku harus menghimpun tenagaku, mengerahkan semua yang ada padaku dan yang aku bisa, agar kelak aku dapat membalas dendam kepada dunia yang telah membuangku, hanya karena aku berbeda. Membalas dendam pada dunia yang telah menginjak-injak dan meremehkan aku. Lihatlah, suatu saat akan kutunjukkan apa yang bisa dilakukan oleh manusia yang telah kalian tendang keluar dari dunia ini dan terpaksa melihat semua kehangatan mentari dari dalam gua pengasingannya yang gelap!!!!

Saturday, May 21, 2005

Topeng???

TOPENG???

Hari ini, aku sama sekali tidak akan mengepostkan poem ataupun prose. Bukan karena aku sudah kehabisan ide, tapi lebih karena aku gak bawa USB Flash Disk. (KOnyol ya?) Tapi, gw pingin ngepost nih tentang banyak hal, tentang berbagai topeng yang dipakai oleh banyak orang, dimana topeng itu seolah-olah menutupi semua kejelekan mereka.
Gw sempet denger dari Jo, kalo si Bona n Micky itu bi. Yah, gw sih cuek-cuek aja. Tentang si Micky sendiri sih, gw sejak pertama kali ngeliat dah ngrasa. Tapi si Bona, menurut gw dia cuma tipe anak yang agak manja n kolokan aja. Kebetulan, kemarin waktu ada acara di RCTI yang nampilin si Bona, gw mencoba buat merhatiin. Iya juga sih, emang ad potongan. Tapi gw merasa bahwa semua manusia itu memakai topeng untuk menutupi semua kekurangan mereka.
Terus terang, gw bingung setengah mati. I'm serious. Gw sama sekali gak bisa mikir apapun!!! Gw baru blank!

Friday, May 20, 2005

Honesty
I don't know, how people can stand it
for honesty could be worse than lie,
and lie could be a pressure in the heart.
And I don't know what should I do,
because I had enough pain with it,
but I had no guts to set myself free of it!
Sometimes, I hate myself for my low guts,
but sometimes I feel so comfortable to hide behind it.
Ini semua masalah klasik sih sebenernya. Beberapa orang pasti sudah memiliki interpretasi mereka sendiri-sendiri, dan mungkin beberapa orang yang sudah kenal aku lama sudah tahu mengenai ini, paling nggak kulitnya. Buat temen-temenku yang udah n pernah tahu, aku bener-bener minta maaf karena aku tetep aja pada masalah itu, walaupun aku sudah pernah ngomong ama kalian bahwa aku sudah menemukan jalan keluarnya, tapi ternyata jalan keluar itu gak selalu yang terbaik buat kita! Aku masih belum tahu, sudahkah aku jujur pada diriku sendiri, aku aku masih melakukan pembenaran atas semua yang telah kulakukan? Apakah aku masih melakukan pembelaan diri sendiri dengan cara menipu diriku sendiri, aku masih belum tahu. Hanya saja, semakin hari mataku semakin terbuka, bahwa semua ini memang tidak sesederhana dan semudah membalikkan telapak tangan.
Aku memang telah menemukan manusia-manusia yang telah jujur kepada diri mereka, dan kepada merekalah aku bisa mengatakan apa yang telah kualami, karena mereka semua telah mengetahuinya. Akan tetapi, kedekatanku dengan mereka itulah yang juga membuka mataku, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang tadi telah kutulis. Apakah aku sudah benar-benar jujur pada diriku sendiri dan lepas dari semua belenggu masa laluku?
Melalui tulisan ini, aku ingin berterimakasih untuk mereka-mereka itu, walaupun kalian telah membuka sebuah lubang dalam hidupku. Vandhy, Jo, dan Nando yang sudah jujur dan membuka diri kepada semua orang.

Monday, May 16, 2005

EMPTINESS

Like the withering jasmine in long forgotten history,
losing all of its scent, fading slowly
As the movement of Saravasti’s silent sealing dance with the golden petals
touching slowly, closing everything in the stroke of midnight
Embracing all creatures under the thick black velvet,
in emptiness and nothingness
Together with the slow solemn chanting of sacred harp
Along with the sound of rustling bamboo leaves
Anything but nothing……………………
Yeah, that's what I've been felt recently!! For when I think that I won't be betrayed anymore, my close friend did it!! Underestimated me in front of the forum and even mock me! When my opponent hate me and keep complaining, my friend even help her!! In such a time, when I need help, nobody would come and help!

Introduction

In this blog, I will publish everything that come
in my mind!
It could be a poem, a prose, or even my opinion!!
Just wait and see!!
Oops, don't forget to give a comment, kay?