Sunday, January 20, 2013

Bahagiakah saya?

Menanti sebuah penerbangan kembali ke Yogyakarta di Bandara Cengkareng tiba-tiba membawa kembali memori akan sebuah kejadian empat tahun yang lalu. Sudah lama sekali aku tidak memasuki terminal 1 di bandara itu, terima kasih pada sponsor yang membuat saya selalu bisa mendarat di terminal 2. Akan tetapi, hari ini saya kembali masuk ke terminal 1 dan menunggu disana.

Ketika melihat deretan bangku-bangku yang diisi oleh para calon penumpang, benak ini memutar kembali kala terakhirku duduk di sana. Empat tahun yang lalu, pada masa-masa hijauku, aku merasa cukup tertegun melihat seorang Bhikku yang berjalan keliling ruang tunggu tersebut. Tiba-tiba saja muncul sebuah dorongan untuk menyumpalkan ear piece dan memutar sebuah lagu dari ponsel.

Entah karena terinspirasi oleh sang bhikku atau memang sebuah bisikan ilahi, tangan ini memilih lantunan 'Heart Sutra'. Entah mengapa lantunan mantra tersebut selalu memiliki efek yang sangat menenangkan bahkan hingga hari ini.

Sekitar sepuluh menit setelah lagu itu selesai, sang bhikku yang melewati kursiku berhenti sejenak. Ia memandang ke arahku dan tersenyum. Kata-katanya sangat singkat tetapi misterius, "Wah, anda bahagia ya? Enak bukan menjadi bahagia?" Seselesainya berkata seperti itu, beliau pergi.

Ia meninggalkanku tertegun. Baru beberapa bulan sebelumnya aku membahas konsep kebahagiaan yang sejati, konsep kebahagiaan yang dihayati oleh para Buddhist. Bahagia di situ berarti tidak lagi terikat pada apapun, tidak menginginkan apapun, tidak merasa apapun. Dan konsep itu kembali masuk ke dalam benak ini, membangun sebuah pertanyaan besar. "Sudah bahagiakah saya?" Bagaimana mungkin sang Bhikku itu hanya berhenti di hadapan saya untuk mengatakan kalimat misterius itu? Bagaimana dia mengetahui bahwa saya tengah berbahagia? Raut mukaku pada saat itu pun sebenarnya adalah raut muka yang sangat lelah. Bau bantal, istilahnya. Lalu, apa yang sebenarnya membuat beliau mengatakannya kepadaku?

Empat tahun sudah berlalu. Tapi kembali masuk ke dalam terminal tersebut kembali menggali ingatan dan misteri itu. Hari ini, tidak ada lagi sosok sang bhikku. Tapi pertanyaan yang sama masih belum terjawab, "Bahagiakah saya?"

Soekarno-Hatta, 5 Desember 2012

No comments: