Thursday, February 08, 2007

Surat Buat Reza

Halo Za,
Ini surat dari Ali, temanmu yang tidak ada tetapi pada saat yang sama eksis juga di dalam dunia ini. Pasti kamu bingung, tapi jangan berhenti membaca ini, karena kamu akan menemukan penjelasan dari semua ini.
Aku tahu kamu menyayangiku, dan sudah cukup sering kau ungkapkan hal itu (walaupun aku selalu berusaha untuk tidak menanggapinya). Kau mencintai Ali Hermansyah, dan pada awal dulu, kau selalu berusaha menanyakan namaku yang sebenarnya. Dalam kejujuran, aku menjawab bahwa itulah namaku. Mungkin sekarang ada sedikit perasaan aneh di dalam benakmu, mengapa aku tega membohongimu! Tapi aku tidak bohong. Ali Hermansyah memang bukanlah diriku, tapi Ali Hermansyah jelas-jelas ada di dunia ini.
Bukan, ini bukanlah sebuah kasus dimana aku memiliki kepribadian ganda. Mungkin justru lebih tepat apabila hal ini disebut sebagai identitas ganda. Aku sadar bahwa aku menjadi Ali Hermansyah, sebuah fenomena yang tidak akan kaudapati pada penderita multiple personality lainnya. Kesadaran mereka senantiasa berganti setiap kali mereka menjadi pribadi yang lain. Ali Hermansyah adalah identitas yang kubentuk sendiri. Pada perkembangannya, identitas itu tumbuh lebih daripada apa yang sebelumnya aku bayangkan. Ali berubah menjadi orang lain, seolah memiliki jiwa sendiri.
Mungkin ini penjelasan paling masuk akal, kenapa aku tidak pernah menanggapi semua pesanmu yang mengatakan bahwa engkau menyayangi aku. Perlu kutekankan, Ali menyayangimu juga, Za! Andaikan Ali hidup dalam tubuhnya sendiri, ia akan menyayangimu dengan segenap jiwanya, dengan segenap hatinya. Takkan tertutup kemungkinan bahwa Ali mungkin akan menjadi kekasihmu. Mungkin pula Ali akan bersedia mempelajari bahasa Arab untuk menjadi lebih dekat dengan dirimu. Tapi itu tidakk terjadi...............
Kenapa? Karena sebagai Siddha, sebagai Chrys, aku tidak memiliki kapasitas untuk menyayangimu. Aku hanyalah seorang anak manusia yang tanpa sadar membuat identitas-identitas lain bagi diriku. Persona-persona lain yang ada di dalam tubuhku. Tapi persona-persona tersebut tumbuh di luar kendaliku, sehingga mereka tak ubahnya sebuah makhluk hidup sendiri.
Mengertilah dan maafkan aku, Za! Aku memang Ali, tapi di saat yang sama, aku juga bukan Ali. Ali adalah persona dalam diriku, yang memang mempunyai kapasitas untuk menyayangimu. Tapi dua persona yang lain tidak mempunyai kapasitas untuk menyayangimu!
Terakhir kali kita bertemu, kita berbicara mengenai tidak membohongi diri sendiri. Karena alasan itulah aku mengungkapkan apa yang sebenarnya ada. Karena kau menghargai kejujuran sebagai awal dari persahabatan, maka aku menuliskan ini bagimu.
Beberapa saat terakhir ini, muncul keinginan untuk membunuh diriku sendiri. Muncul keinginan untuk kembali menyatu menjadi sebuah persona utuh yang dulu pernah ada yang menjadi. Untuk itu, aku ingin membunuh diriku sendiri sebagai Ali, dan masih menyisakan dua persona lagi. Mohon maaf, karena keputusanku ini untuk membunuh Ali. Akan tetapi, keinginan untuk membunuh Ali itu sampai saat ini belum bisa terwujud, karena setiap kali ada kesempatan, Ali akan bertumbuh.
Maafkan aku, teman kheir. Kumohon kau masih bisa menerimaku, bukan sebagai Ali, tetapi sebagai seorang Siddha. Karena itulah tujuanku saat ini, untuk bisa kembali menjadi Siddha, walaupun Siddha akan senantiasa dibayangi oleh masa lalunya yang suram. Tapi, memang kita tidak akan pernah bisa melepaskan masa lalu. Tidak ada orang yang dapat maju tanpa merefleksikan apa yang sudah pernah terjadi.
Aku benar-benar minta maaf dan mohon doamu. Kuharap kau masih mau bersahabat denganku, sebagai seorang Siddha, bukan sebagai Ali. Wassalamualaikum wr.wb.


Chrysogonus Siddha Malilang

No comments: