Friday, March 30, 2007

What the Heck!?!?!?!?!?!

Akhir-akhir ini, hari-hariku terlalu banyak hilang untuk permenungan demi permenungan yang secara spontan selalu muncul setiap kali aku merebahkan badanku di atas kasurku dan menatap ke arah langit-langit kamarku. Nggak tahu, waktuku sebenarnya harus kumanfaatkan untuk mengerjakan yang lain, tapi kegiatan ini senantiasa menyita semua perhatianku.

Pada waktu itu, seolah semua peristiwa yang telah kualami di dalam hidupku melintas begitu saja di depan mata, bagaikan sedang menonton kembali film lama yang diputar tanpa suara, bagaikan orang yang berada di ambang kematian.

Ada sebuah lintasan kesadaran yang tersirat setiap kali kejadian itu berlangsung. Sang lintasan itu membimbingku untuk kembali menjelajahi momen-monmen itu dan membandingkannya dengan kehidupanku sekarang. Sungguh, sangat berbeda! Sebuah keputusan yang kubuat di masa lalu, ternyata mau tidak mau akan mempengaruhi jalan yang kubuat di masa ini. Dan dengan bodohnya, aku memang tidak pernah memikirkan pilihan yang senantiasa kubuat. Aku hanya menyerahkannya kepada aliran waktu dan kesadaran yang ada. Begitulah aku selama ini terbuai dalam aliran lembut sang sungai waktu, membawaku entah kemana, hanya dituntun oleh instingku setiap kali harus mengambil sebuah keputusan.

Cukup banyak perubahan yang kualami ternyata. DAn selama ini aku adalah orang yang paling kekeuh untuk berkata bahwa aku tidak banyak berubah, tapi dunialah yang berubah. Nyatanya, semua itu salah! Dunia berubah, akupun berubah, tapi ke arah lain yang berlawanan dengan perkembangan dunia ini!

Signifikan, refleksi yang kudapat itu. Dalam beberapa hal, aku menyadari, bahwa apapun yang kupilih itu tidak bisa dirubah lagi. Mengutip kata-kata mas Ichwan (kakak kelas waktu SMP), "Nasi memang sudah menjadi bubur, tetapi apakah itu tidak lagi berharga? Tambahilah dengan abon, daging ayam, telur, maka jadilah sebuah bubur yang tidak kalah enak dengan nasi!"

PSetiap pilihan yang kita buat di dalam hidup mungkin memang bukan yang terbaik, tapi mau tidak mau kita harus tetap menjalaninya dengan menempuh segala resiko yang mungkin terjadi. Hanya dalam saat seperti itu, maka kemampuan adaptabilitas manusia akan dapat terbukti! Mungkin menjalani seperti itu sangat berat, tapi tidaklah mustahil. Justru di dalam derita, manusia akan membaja. (D'oh! Kok jadi kaya Bu Lani gini?????)

Di sisi lain, dari refleksi-refleksi tersebut, aku menyadari adanya eksistensi dari pengaruh psikologis. Mungkin memang subyektif, tapi setidaknya aku mampu mendiagnosa diriku sendiri dari efek-efek dan trauma psikologis yang terjadi. Tentang penyebab kenapa diriku sendiri berubah menjadi seorang pangeran kodok, sementara dulu aku memiliki citra sebagai seorang Prince Charming... (Ini bukan bullshit, tanya aja semua orang!)

Bagaimana aku pernah mengambil keputusan yang sangat keliru dan sangat kusesali untuk menjalin sebuah hubungan persahabatan ketika aku masih SMP! Bagaimana kejadian itu terus menerus menghantuiku, dan penyesalan akan kejadian tersebut masih tetap mengakar di dalam hatiku, walaupun aku sudah meminta maaf dan dimaafkan oleh Opa. Kejadian itu seolah menjadi initiation path untukku, yang mewarnai suasana batinku, yang bahkan membuatku berpikir bahwa aku sama sekali tidak layak menghadiri pemakaman opaku. Bahkan ketika kami harus melarung abunya, aku merasa tidak layak untuk membawa abunya ke pesisir. Ironisnya,dalam perjalanan pulang ke rumah, adikku sendiri yang dulu membelaku malah membuka masalah itu di depan keluargaku. Inilah yang membuatku mulai merasa bahwa aku sama sekali tidak berharga! Ouch, I wish I could turn back the time!

Tentang bullying dan hinaan yang dilontarkan teman-temanku kepadaku, bahwa aku bukanlah seorang lelaki sejati hanya karena aku tidak bisa bermain sepakbola dan tidak menyukai musik rock...... Mungkin aku memang sudah lepas dari hinaan itu ketika aku berpisah dengan mereka, akan tetapi aku sama sekali
tidak bisa lepas secara psikis darinya. Hinaan itu membentuk sebuah konsep di dalam diriku, mengenai bagaimana aku harus membentuk diriku sendiri.... Dan sepertinya, ini berlanjut pada tragedi yang lebih besar lagi. SHIT!!!!

Masih banyak lagi, dan semakin banyak keanehan di dalam diriku yang entah mengapa semakin jelas lagi juntrungannya! Gosh....... Aku semakin bingung dengan diriku sendiri!!!!!!!

No comments: