Monday, May 21, 2007

Lemah

Aku tergolek lemah di atas tempat tidurku, tak mampu untuk menggerakkan ujung jariku sekalipun. Beban yang sedemikian berat menimpa atas dadaku telah menghambat aliran udara yang berputar di dalam paru-paruku, terbelenggu sedemikian rupa oleh hasrat, nafsu, dan perasaanku sendiri.
Rasa itu muncul dengan begitu saja, dan ia telah datang dengan perlahan, mencoba untuk terus memasuki hidup dan hatiku. Aku menolak membiarkannya masuk lebih lanjut lagi, karena aku sendiri mengetahui batas-batas dari kemampuan jiwaku. Sekali aku memasukinya, there is no way out! Aku tahu itu, tapi sebelah kakiku telah terperosok jatuh. Ia telah melelehkan topeng es yang selama ini kukenakan dihadapannya, walaupun hanya untuk beberapa saat. Beberapa saat? Pentingkah itu? Karena ia telah berhasil melihat wajahku yang sebenarnya. Ia tidak lagi melihat orang lain, tetapi apa yang ada di balik topeng beku itu. Selama sesaat, I let my guard down.
Sungguh, aku takluk justru karena kebesaranku sendiri, kejantanan yang selama ini kubanggakan. Ia menyentuh bagian dari egoku, kesadaran yang senantiasa tertanam dan berakar jauh di lubuk hatiku untuk melindungi yang lemah. EGO! Ego untuk selalu memberi perlindungan dan kehangatan kepada insan bergeliman kesusahan, yang timbul karena kesadaran dan memoriku sendiri atas apa yang tidak pernah kuperoleh. Aku tidak bisa memperolehnya, maka aku pun memutuskan untuk membagikannya, sehingga tidak ada orang lain yang bernasib sepertiku. Siapa sangka, pikiran sebajik itu bisa dimanfaatkan dan justru menjadi kelemahanku.
Ia mengetuk tepat di situ............. Dan deritanya tidak lagi bisa tertahan. Hanya dalam sekejap, ia membangkitkan kembali pertempuran abadi yang selama ini kukubur jauh di dalam relung hatiku. Sekarang, peperangan besar itu kembali berkobar di dalam hati dan jiwaku. Dengan kelemahannya, ia menyulut kembali kekacauan batinku.
Hhhhh.......... Satu harapanku untuk mengatasi ini. Ada satu kemampuanku yang sudah terasah cukup lama, dan kini menjadi harapanku untuk membunuh sang jenderal. Represi..............
Sulitkah? Ya, tapi tidak mustahil. Pertempuran baru saja dimulai.........

No comments: