Tuesday, March 11, 2008

Rasa Menjadi Guru

> Bagaimanakah rasanya menjadi seorang guru?

>> Seorang guru haruslah siap untuk dilupakan.......


 

> Dilupakan? Apa maksudnya?

>> Yah, kita harus siap untuk dilupakan oleh orang yang telah kita antar ke dalam

pintu sukses.


 

> Hah? Bukankah ketika seseorang menjadi sukses, berarti ia telah mengingat apa yang telah diberikan oleh sang guru?

>> Betul, mengingat apa yang telah diberikan. Tapi belum tentu ia akan mengingat sang guru.


 

> Lalu, apakah itu berarti bahwa sang guru tidak akan pernah dihargai oleh sang murid?

>> Hahahaha, apakah seorang guru yang baik itu gila hormat?


 

> Yah, tidak sih. Tapi apa maksudnya?

>> Guru hanyalah berperan sebagai seorang pengarah, orang yang bekerja di belakang layar. Katakanlah, ia adalah orang yang bekerja dalam diam. Bukankah dari dulu ia sudah disebut sebagai seorang pahlawan tanpa tanda jasa?


 

> Sebentar, lalu kapankah seorang guru merasa dihargai?

>> Kami akan merasa dihargai ketika sang murid bisa sukses. Bahwa apa yang kami kerjakan selama ini tidaklah sia-sia. Bahwa walaupun kami dilupakan, tapi apa yang telah kami berikan selama ini telah berguna.


 

> Jadi, bisakah anda memberikan salah satu contoh kebahagiaan itu?

>> Ummm, saya pernah punya seorang murid yang bermasalah. Ia begitu bermasalah baik dalam pergaulan maupun dalam prestasi akademis. Sampai-sampai, ia terancam drop-out. Kebetulan, saya sudah mengenal dan mendampinginya semenjak kelas 1 SMA. Tidak putus-putusnya saya berusaha mendampinginya, menjadi teman yang dibutuhkannya, dan juga kalau ia sedang membutuhkan, saya akan menjadi kakak yang baik. Saya memberinya sebuah kepercayaan, hal yang tidak pernah diberikan oleh teman-temannya yang lain. Lalu, pada akhirnya dia berhasil lulus dari SMA dan mendapatkan beasiswa ke salah satu perguruan tinggi di Yogya. Ketika itulah saya merasa sangat bahagia, bahwa saya berhasil!


 

> Kembali ke masalah dilupakan, apakah ada pengalaman tentang ini?

>> Hmm, sebenarnya salah satunya baru saja saya alami kemarin. Waktu itu, saya bertemu dengan seorang teman lama yang telah menjadi salah satu duta wisata di kota ini. Kebetulan dia berasal dari kota lain. Sewaktu ia mengikuti pemilihan, ia berusaha mengontak saya dan belajar banyak mengenai bahasa jawa, mengenai geguritan, dan mengenai tembang. Memang pada akhirnya ia berhasil. Saya pun ikut senang waktu itu, walaupun tidak ada kata terima kasih yang terucap. Ketika kemarin kami bertemu, saya menghampirinya dan menyalaminya. Sayang sekali, ia tidak mengingat saya. Tapi, apalah artinya sebuah pengakuan, ketika sebuah rasa bahagia sudah memuncak di dalam dada?


 

> Oh, jadi begitu?

>> Ya, menjadi seorang guru berarti kita mengemban sebuah tugas yang cukup berat. Kadang memang tidak sepadan dengan upah ekonomis yang didapatkan. Tapi apakah artinya sekelumit harta apabila ada rasa bahagia yang terus menerus ada di dalam hati?


 

> Tapi kan sekarang komersialisasi pendidikan?

>> Aah, jangan melantur ke sana dulu, mas! Di sini kan kita membicarakan mengenai karakteristik seorang guru?

No comments: