Tuesday, April 29, 2008

Lidah


Bagian manakah yang mengendalikan keseluruhan hidup manusia? Yang menentukan nasib buruk dan nasib baik? Bagaikan mobil, bagian ini adalah kemudi yang mengarahkan jalan hidup semua manusia. Semua berasal dari sini, dan semua berakhir di tempat ini.

Sang merah jambu yang luwes dan mampu bergerak melawan waktu. Otot yang disebut sebagai kekuatan terbesar yang mengendalikan sejarah. Semua peristiwa besar yang merubah seluruh sejarah manusia datang dari tempat ini, sebuah tarian kecil yang mengawali segala perang dan kehancuran. Yang membuat dan membawa kedamaian dan ajaran. Gua garba sang agama dan politik, yang melaluinya semua kebijaksanaan dan hujatan meluncur mengeluarkan tangis pertamanya ketika melihat dunia. Tempat dimana kerahiman dan pengkhianatan disimpan sebelum akhirnya dilahirkan ke dalam dunia nan fana ini.

Seks? Genital? Huh, hanya itukah yang ada di dalam pikiran manusia saat ini? Semuanya diarahkan kepada pemikiran kepala kecil dan liangnya. Seks memang memegang peranan dalam kelahiran dan kejatuhan kerajaaan-kerajaan agung dunia, bertanggung jawab atas semua kebijakan-kebijakan dari para pembesar-pembesar jagad. Tapi, seks hanyalah kelanjutan dari organ ini. Seks hanyalah budak disandingkan dengan sang maha ini.

Ia tidak pernah mendapatkan pujaan dan sanjungan. Tidak ada ketenaran dicapainya, karena sang ibu ini kalah pamor dengan budaknya sendiri, yang telah menebar segala pesona dan kepuasan kepada seluruh dunia. Ya, sang ibu menjadi seorang dalang yang tidak pernah diperhitungkan di dalam pementasan teater kehidupan ini. Sang budak telah bangkit dan menutup semua kekuatan sang ibu, yang membuat sang budak terangkat derajatnya, lebih tinggi dari sang ibu.

Satu kata, lidah!

Lidah?

Ya, lidah! Sang ibu dan rahim dari segala kebesaran, kekuatan, dan hujatan. Sang candradimuka penggodog agama dan politik. Yang menentukan kebenaran umat manusia, dan pengecaman atas apa yang dianggap tidak benar.

Seks lebih kuat dari lidah!

Benarkah itu? Seks lebih kuat dari lidah?

Iya!

Pikirkan lagi! Apa yang mendorong orang untuk mau bercumbu? Semua diawali dengan kata-kata rayuan. Semua diawali dengan pikatan yang keluar dari sang ibu.

Dari mana semua dogma dan kebijaksanaan berasal?

Lidah.........

Dari mana kehancuran kerajaan agung lahir?

Perang dan kehancuran! Pengkhianatan!

Lalu, dari siapakah perang dan kehancuran terpercik?

Politik, dogma, kebijakan!

Dari mana politik, dogma, dan kebijakan berasal? Semua meluncur begitu saja dari lidah seseorang. Otak memang sang sumber, tapi siapakah sang pengendali? Jika memang otak memiliki gagasan, tetapi sang lidah tidak bergerak untuk menyambungkannya dengan kesatuan alam semesta, apakah ia akan menjelma menjadi inkarnasi dari semuanya?

Sang ibu akan menjadi medium bagi sang gagas untuk keluar ke realita, dan terjadilah sang titah. Titah akan menjadi sabda, dan mengendalikan hidup mati semua orang, sang pengucap dan banyak lagi.

Dari manakah sebuah negara memutuskan perang kalau bukan dari lidah sang pemimpin? Hanya dari sebuah lidah, ribuan nyawa orang akan menjadi taruhan.

Darimanakah datangnya permusuhan antara dua orang teman, kalau bukan dari kebencian yang diutarakan oleh lidah? Kebencian tidak akan mengganggu selama ia tersimpan jauh, dan ketika lidah mengucapkannya, ia akan menjelma menjadi nyata.

Huh, bagaikan dewa! Mengubah yang abstrak menjadi nyata.

Ya, semua perasaan hanya ada dalam pikiran, dan lidahlah yang mengubahnya menjadi termanifestasi. Sugesti manusia yang paling besar datang dari lidah! Ia akan mengubah segalanya, bahkan keyakinan hati terdalam kita.

Sugesti terdalam? Mengubah keyakinan hati? Bukankah keyakinan hati tidak tergoyahkan?

Tidak tergoyahkan, huh? Itu pernyataan yang sangat lucu! Ketika kau takut dalam pikiranmu, ketakutan tidak akan muncul apabila lidahmu tidak berkata, “Aku takut!” Siapa yang menentukan kesakitan? Ketika lidahmu berkata, “Aku sakit!” maka kau pun akan menjadi sakit. Akan tetapi, ketika lidahmu diam, kau tidaklah sakit!

Lidah adalah dewa bagi sementara orang. Lidah adalah sang penyelamat dan pembawa api kehancuran. Dan dari lidah, nasib dunia ini ditentukan. Dari situlah, muncul legenda akan sebuah kata rahasia, esensi dari dunia ini. Hanya dengan menyebutkan kata itu, dunia bisa saja hancur atau menjadi baru.

Lidah.... Kata.........

No comments: